Sabtu, 10 Juni 2017

GELIAT GERAKAN KHILAFAH DI INDONESIA


Hal penting yang harus diketahui dari konsep Formalisasi Islam (menjadikan Islam sebagai system pemerintahan) adalah konsep formalisasi Islam hanya dilatarbelakangi oleh kepentingan politik. Kutipan dalam kumpulan tulisan KH. Abdurrahman Wahid (mantan Presiden ke-4) “Islamku, Islam anda, Islam kita” dijelaskan.” Peneliti asal Amerika Serikat (AS)  Wiliian Cleveland, dalam disertasinya yang berjudul  Islam against the west: sharkib Asrlan and the campaign for Islam Nasionalism”. Cleveland mengungkapkan bahhwa teori universalitas pandangan Islam dari Shakib Arsalan (kakek Kamal Jumlad dari Lebanon, seorang pemimpin Druz), bersumber pada keanggotaannya dalam parlemen Ottoman (Ustmaniyyah) bagi landasan pandangannya mengenai universalitasdari ajaran formal Islam. Kalau ia tidak berpandangan demikian,dia harus ikut nasionalisme Arab, sebuah pandangan yang justru ditolaknya. Dengan demikian, universalitas dari pandangan formal Islam ia jadikan teori, karena ia ingin mempertahankan kedudukannya sebagai anggota parlemen Ottoman tersebut.
Gerakan khilafah di Indonesia pada dasarnya sudah ada sejak lama, kisaran tahun 1980-an di bawah kepimpinan Abdurrahman Al-Baghdadi. Dialah yang membawa embrio masuknya paham Khilafah di Indonesia. Pada saat itu memang paham ini belum menyebar begitu masif,karena waktu itu Indonesia masih dibawah rezim Soeharto yang terkenal otoriter.
Gerakan khilafah ini mulai tampak begitu masif, hingga munculnya organisasi  Transnasional seperti Hizbut Tahrir Indonesia  (HTI) dalam buku “Hizbut Tahrir Indonesia gagal paham khilafah” Makmun Rayid, disitu dijelaskan HTI masuk ke Indonesia 1980, baru tahun 1990 ide-ide mereka mulai mendapat kuat di masyarakat. Secara garis besar HTI adalah organisasi Politik yang beridiologi Islam, dimana mereka selalu memanfaatkan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits untuk mendoktrin kader-kadernya.
Dewasa ini gerakan khilafah di Indonesia mulai masuk ke ranah kampus – kampus, terutama masif di kampus berbasis Swasta- Umum (non latar belakang Islam), karena bagi mereka, mahasiswalah yang mampu melakukuan perubahan,dan hal ini mulai terbukti. HTI membuat organisasi khusus yang menampung aktivis yang ber-ideologikan khilafah, bernama Gema Pembebasan. Melalui organisasi tersebut terciptalah kader-kader militant yang siap merubah Ideologi Pancasila.
Mengancam keutuhan NKRI
Melihat maraknya gerakan – gerakan khilafah di Negeri ini, tentunya mengancam keutuhan dan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ketika Membiarkan gerakan khilafah subur bukan hal yang mustahil Negara ini akan berganti Ideologi. Ideologi khilafah dengan penerapan syariat Islamnya,mempunyai dampak yang merugikan bagi persatuan Bangsa, dimana dulu Neagara ini di perjuangkan oleh pahlawan dari berbagai latar belakang agama,etnis dan suku, penerapan khilafah secara tidak langsung menghianati perjuanngan para pahlawan. Maka tidak membutuhkan  waktu lama nasib Bangsa ini akan terpecah belah, saling berperang sesama warga Negara Indonesia,mengerikan bukan?
Semua elemen Bangsa bersatu
            Fakta gerakan khlifah yang sudah muncul sejak lama dan terus bergerak masif hingga sekarang harus diwaspadai segenap elemen Bangsa ini, control pemangku kebijakan dan dan peran aktif masyarakat harus bersinergi guna mempersempit ruang gerak paham khilafah. Organisasi Islam Moderat yang mempuyai basis masa besar semacam Nahdhlatul Ulama’ (NU), Muhammadiyah, Kaum Cendekiawan muda dan Ulama’ moderat  mempunyai peran penting sebagai tameng Ideologi Pancasila, kenapa? Karena khilafah sebagai ideology politik masuk lewat jalur agama, yaitu Islam. Elemen-elemen diatas mampu berperan lewat media – media baik cetak maupun elektronik, dengan “mengkampanyekan” paham Islam inklusif-pluralis-Nasionalis. Pengkaderan ulama’-ulama’ moderat  penting guna meng-counter paham-paham yang mengancam keutuhan NKRI.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar