Hal penting
yang harus diketahui dari konsep Formalisasi Islam (menjadikan Islam sebagai
system pemerintahan) adalah konsep formalisasi Islam hanya dilatarbelakangi
oleh kepentingan politik. Kutipan dalam kumpulan tulisan KH. Abdurrahman Wahid
(mantan Presiden ke-4) “Islamku, Islam anda, Islam kita” dijelaskan.” Peneliti
asal Amerika Serikat (AS) Wiliian
Cleveland, dalam disertasinya yang berjudul
Islam against the west: sharkib Asrlan and the campaign for Islam
Nasionalism”. Cleveland mengungkapkan bahhwa teori universalitas pandangan
Islam dari Shakib Arsalan (kakek Kamal Jumlad dari Lebanon, seorang pemimpin
Druz), bersumber pada keanggotaannya dalam parlemen Ottoman (Ustmaniyyah)
bagi landasan pandangannya mengenai universalitasdari ajaran formal Islam. Kalau ia
tidak berpandangan demikian,dia harus ikut nasionalisme Arab, sebuah pandangan yang
justru ditolaknya. Dengan demikian, universalitas dari pandangan formal Islam
ia jadikan teori, karena ia ingin mempertahankan kedudukannya sebagai anggota
parlemen Ottoman tersebut.
Gerakan khilafah di Indonesia pada
dasarnya sudah ada sejak lama, kisaran tahun 1980-an di bawah kepimpinan
Abdurrahman Al-Baghdadi. Dialah yang membawa embrio masuknya paham Khilafah di
Indonesia. Pada saat itu memang paham ini belum menyebar begitu masif,karena waktu
itu Indonesia masih dibawah rezim Soeharto yang terkenal otoriter.
Gerakan khilafah ini mulai tampak begitu masif, hingga munculnya
organisasi Transnasional seperti Hizbut
Tahrir Indonesia (HTI) dalam buku
“Hizbut Tahrir Indonesia gagal paham khilafah” Makmun Rayid, disitu dijelaskan
HTI masuk ke Indonesia 1980, baru tahun 1990 ide-ide mereka mulai mendapat kuat
di masyarakat. Secara garis besar HTI adalah organisasi Politik yang beridiologi
Islam, dimana mereka selalu memanfaatkan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits untuk
mendoktrin kader-kadernya.
Dewasa ini gerakan khilafah di Indonesia mulai masuk ke ranah
kampus – kampus, terutama masif di kampus berbasis Swasta- Umum (non latar
belakang Islam), karena bagi mereka, mahasiswalah yang mampu melakukuan
perubahan,dan hal ini mulai terbukti. HTI membuat organisasi khusus yang
menampung aktivis yang ber-ideologikan khilafah, bernama Gema Pembebasan.
Melalui organisasi tersebut terciptalah kader-kader militant yang siap merubah
Ideologi Pancasila.
Mengancam keutuhan NKRI
Melihat maraknya gerakan – gerakan khilafah di Negeri ini, tentunya
mengancam keutuhan dan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ketika
Membiarkan gerakan khilafah subur bukan hal yang mustahil Negara ini akan berganti
Ideologi. Ideologi khilafah dengan penerapan syariat Islamnya,mempunyai dampak
yang merugikan bagi persatuan Bangsa, dimana dulu Neagara ini di perjuangkan
oleh pahlawan dari berbagai latar belakang agama,etnis dan suku, penerapan
khilafah secara tidak langsung menghianati perjuanngan para pahlawan. Maka
tidak membutuhkan waktu lama nasib
Bangsa ini akan terpecah belah, saling berperang sesama warga Negara
Indonesia,mengerikan bukan?
Semua elemen Bangsa bersatu
Fakta gerakan
khlifah yang sudah muncul sejak lama dan terus bergerak masif hingga sekarang
harus diwaspadai segenap elemen Bangsa ini, control pemangku kebijakan dan dan
peran aktif masyarakat harus bersinergi guna mempersempit ruang gerak paham
khilafah. Organisasi Islam Moderat yang mempuyai basis masa besar semacam
Nahdhlatul Ulama’ (NU), Muhammadiyah, Kaum Cendekiawan muda dan Ulama’
moderat mempunyai peran penting sebagai
tameng Ideologi Pancasila, kenapa? Karena khilafah sebagai ideology politik
masuk lewat jalur agama, yaitu Islam. Elemen-elemen diatas mampu berperan lewat
media – media baik cetak maupun elektronik, dengan “mengkampanyekan” paham
Islam inklusif-pluralis-Nasionalis. Pengkaderan ulama’-ulama’ moderat penting guna meng-counter paham-paham
yang mengancam keutuhan NKRI.

0 komentar:
Posting Komentar