Kamis, 21 November 2019

Pepeling Pare!

Catatan ini kubuat sehari sebelum aku bertolak ke Pare Kediri. Tepatnya setelah ditanya orang tua perihal finansial selama di sana. Aku jawab sekenanya-apa adanya bahwa aku tidak punya tabungan, bapak menimpali dengan kalimat kekecewaan, dikiranya pasca aku kuliah dan menetap 2-3 bulanan di Semarang untuk menabung. Padahal jujur untuk sekedar bertahan hidup-pun uang hasil les privat itu tidak cukup.
Aku memutuskan “hijrah” ke Pare Kediri untuk les bahasa inggris pasca kuliah S1 ku selesai. 


Ditengah kerentanan hidup,insecurity, tekanan untuk segera bekerja dari keluarga pergi ke Pare mungkin bukan pilihan yang menarirk untuk saat ini, walaupun jika ditanya aku mau jadi apa dan kemana pasca les, aku belum nemu juga jawaban pastinya.
Tapi setidaknya harapanku pasca di Pare aku bisa lebih ringan dan punya kemampuan “lebih” dalam mengakses dan memahami teks-teks inggris, syukur –syukur bisa dapat beasiswa kuliah. Bagaimana jika tidak dapat beasiswa? Ya aku akan cari pekerjaan seadanya aku, akan menabung dan kuliah di kampus dalam kota. Itu saja? iya, sebuah harapan yang sangat tidak financialable ditengah situasi di atas.
Tapi yang jelas catatan pendek ini kubuat untuk kepentingan jangka pendek. Yakni perihal keseriusanku belajar bahasa inggris di Pare. Beberapa faktor yang membuatku harus serius  tekun dan sungguh-sungguh belajar bahasa inggris.

Uang Dari Orang Tua


Biaya selama di Pare tidak murah dan aku bukan orang kaya, maka dari itu selagi orang tuaku masih sanggup membiayaiku, aku harus sunggu h-sungguh dosa besar jika aku tidak disiplin. Ingat aku bukan anak kecil lagi, sebenarnya bukan saatnya lagi  aku minta uang makan ke orang tua! Jadi untuk kali ini jangan sia-siakan kesempatan imi.

OrangTua Sakit

Jika aku mulai malas ,ingatlah bagaimana penderitaan bapakmu menahan sakit, bagaimana ibuku seharian penuh menunggu dan melayani ayahku. Tidak ada alasan buat aku untuk santai-santai dan bermalas-malasan.
  

Pilihanmu Sendiri

Walaupun baligh sudah lama, baru dalam kesempatan ini aku benar-benar memilih dengan pertimbangan serius keputusan pergi ke Pare. Dahulu ketika mengambil jurusan Falak. Tidak ada pertimbangan mendalam memilih jurusan ini selain “ingin beda aja” dari kebanyakan yang lain. Artinya aku berani memilih maka aku harus mempertanggung jawabkan. Dengan apa? Dengan belajar sungguh-sungguh dan tekun!.

Tidak perlu alasan banyak! Catatan ini cukup untuk dibaca sewaktu-waktu jikalau malas mulai melanda. Semoga Tuhan dan semesta merestui. Aamiin.



Share:

0 komentar:

Posting Komentar