Catatan
ini kubuat sehari sebelum aku bertolak ke Pare Kediri. Tepatnya setelah ditanya
orang tua perihal finansial selama di sana. Aku jawab sekenanya-apa adanya
bahwa aku tidak punya tabungan, bapak menimpali dengan kalimat kekecewaan,
dikiranya pasca aku kuliah dan menetap 2-3 bulanan di Semarang untuk menabung.
Padahal jujur untuk sekedar bertahan hidup-pun uang hasil les privat itu tidak
cukup.
Aku
memutuskan “hijrah” ke Pare Kediri untuk les bahasa inggris pasca kuliah S1 ku
selesai.
Ditengah kerentanan hidup,insecurity, tekanan untuk segera bekerja dari keluarga pergi ke Pare mungkin bukan pilihan yang menarirk untuk saat ini, walaupun jika ditanya aku mau jadi apa dan kemana pasca les, aku belum nemu juga jawaban pastinya.
Tapi
setidaknya harapanku pasca di Pare aku bisa lebih ringan dan punya kemampuan
“lebih” dalam mengakses dan memahami teks-teks inggris, syukur –syukur bisa
dapat beasiswa kuliah. Bagaimana jika tidak dapat beasiswa? Ya aku akan cari
pekerjaan seadanya aku, akan menabung dan kuliah di kampus dalam kota. Itu saja?
iya, sebuah harapan yang sangat tidak financialable ditengah situasi di
atas.
Tapi
yang jelas catatan pendek ini kubuat untuk kepentingan jangka pendek. Yakni
perihal keseriusanku belajar bahasa inggris di Pare. Beberapa faktor yang
membuatku harus serius tekun dan
sungguh-sungguh belajar bahasa inggris.
Uang Dari Orang Tua
Biaya selama di Pare tidak murah dan aku bukan orang kaya, maka
dari itu selagi orang tuaku masih sanggup membiayaiku, aku harus sunggu
h-sungguh dosa besar jika aku tidak disiplin. Ingat aku bukan anak kecil lagi,
sebenarnya bukan saatnya lagi aku minta
uang makan ke orang tua! Jadi untuk kali ini jangan sia-siakan kesempatan imi.
OrangTua Sakit
Jika aku mulai malas ,ingatlah bagaimana penderitaan bapakmu
menahan sakit, bagaimana ibuku seharian penuh menunggu dan melayani ayahku.
Tidak ada alasan buat aku untuk santai-santai dan bermalas-malasan.
Pilihanmu Sendiri
Walaupun baligh sudah lama, baru dalam kesempatan ini aku
benar-benar memilih dengan pertimbangan serius keputusan pergi ke Pare. Dahulu
ketika mengambil jurusan Falak. Tidak ada pertimbangan mendalam memilih jurusan
ini selain “ingin beda aja” dari kebanyakan yang lain. Artinya aku berani
memilih maka aku harus mempertanggung jawabkan. Dengan apa? Dengan belajar
sungguh-sungguh dan tekun!.
Tidak perlu alasan banyak! Catatan ini cukup untuk dibaca
sewaktu-waktu jikalau malas mulai melanda. Semoga Tuhan dan semesta merestui.
Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar